INDONESIA KU

Alat Utama Sistem Senjata semua mantra Tentara Nasional Indonesia Menuju MEF (minimum essential forces)

Minggu, 25 November 2012

Upaya Menjadikannya Elang Pengintai

Pensiunnya pesawat tempur A-4 Skyhawk, meninggalkan pula berbagai peralatan yang sejatinya masih bisa dan layak digunakan. Salah satunya adalah pod kamera pengintai Vicon 70. 

Dengan telah berakhirnya masa operasional pesawat A4 Sky Hawk, maka berakhir pula pengoperasian kamera pod Vicon 70. Hal tersebut berdampak pada menurunnya kemampuan TNI-AU dalam hal pengamatan udara.


Akan tetapi, bukan TNI-AU namanya kalau tidak kreatif. Pod kamera yang ada oleh Dislitbang TNI-AU kini sedang diteliti agar bisa dimanfaatkan di pesawat Hawk 109/209. Proses penelitian itu sendiri diantaranya mempelajari sistem wiring kamera pod Vicon 70 dan sistem wiring pesawat Hawk 109/209, memperbaiki dan mengoperasikan kembali kamera pod vicon 70, mempelajari sistem penempatan kamera pod vicon 70 pada pesawat Hawk 109/209 dan membuat simulasi aerodinamika kamera pod. Selain itu, turut dibuat pula switch on-off pengoperasian kamera pada kokpit pesawat.

Vicon 70 sendiri merupakan kamera pengintai yang biasa digunakan oleh pesawat tempur subsonik. Meski berusia lumayan tua, Vicon 70 sudah menganut konsep modular. Isi dari pod bisa diganti berbagai tipe kamera sesuai kebutuhan. Standarnya, Vicon 70 total mempunyai 4 kamera. Yaitu sebuah kamera oblique ke depan, 2 buah kamera vertikal serta sebuah kamera panoramic.


Diduga, sampai saat ini Pod kamera tersebut belum diuji terbang di pesawat Hawk 109/209. Jika upaya ini berhasil, maka TNI-AU kembali mampu mengoperasikan Elang Pengintai. BRAVO TNI-AU..!!


  Sumber : ARC

Puncak Prestasi KRI Sultan Hasanuddin-366 Dalam Misi UNIFIL 2012


LEBANON-(IDB) : Diakhir penugasannya sebagai pasukan penjaga perdamaian di Lebanon, prajurit KRI Sultan Hasanuddin-366 mendapat penghargaan berupa UN Medale In The Service of Peace dari PBB. Prosesi penyematan medali dilaksanakan dalam upacara militer dengan Inspektur Upacara MTF Commander Rear Admiral Wagnen  Lopes  de  Moraes  ZAMITH  di Geladak Hely KRI Sultan Hasanuddin-366, Senin (19/11). Medali disematkan langsung oleh MTF Commander kepada Komandan KRI Sultan Hasanuddin-366 Letkol Laut (P) Dato Rusman SN dan Pilot Helikopter BO 105 Kapten Laut (P) Oscar Johanes  yang mewakili Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-D/UNIFIL.

Upacara penyematan medali ini disaksikan oleh para undangan yang hadir, antara lain Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Lebanon Bpk. Dimas Samodra Rum,  Pejabat Staf Operasi LAF Navy Colonel Joseph Wakim,  Staf MTF, Komandan Unsur-unsur MTF, Komandan Sempu XXV-D/UNIFIL Letkol CPM Ida Bagus Rahwandiputra, S.H. dan Wadan Satgas Indobat Letkol Marinir FJH. Pardosi.

UN Medale ini merupakan achievement yang diraih oleh prajurit KRI Sultan Hasanuddin-366 selama enam bulan bertugas sebagai peacekeeper di Area of Maritime Operations (AMO) Lebanon yang bergabung dalam Maritime Task Force/United Nations Interim Force In Lebanon (MTF/UNIFIL). Prestasi tersebut dapat dilihat selama melaksanakan Maritime Interdiction Operatios (MIO) di AMO,  KRI Sultan Hasanuddin-366 telah berhasil melaksanakan hailing sebanyak  662 kontak kapal permukaan dan melaksanakan monitor military air activity sebanyak 124 kontak pesawat militer serta bertindak sebagai MIO Commander sebanyak 13 kali, sebagai Anti Air Warefare Coordinator sebanyak 19 kali dan sebagai Hello Element Control sebanyak 16 kali. Selain itu, dalam setiap pelaksanaan latihan bersama dengan unsur-unsur MTF, KRI Sultan Hasanuddin-366 selalu mendapat apresiasi yang tinggi dari para komandan unsur maupun dari pejabat MTF. 
 Hal ini menunjukkan bahwa naluri tempur dan tingkat profesionalitas prajurit KRI Sultan Hasanuddin-366 patut dibanggakan. Begitupula dalam hal pemberian berbagai materi pelatihan kepada para Kadet dan personel LAF Navy, skill dari prajurit KRI Sultan Hasanuddin-366  mendapat kesan tersendiri dari personel maupun dari pejabat LAF Navy. Tiga tugas pokok tersebut berhasil dilaksanakan dengan baik oleh KRI Sultan Hasanuddin-366  sesuai yang diamanatkan oleh United Nations Security Council Resolution (UNSCR) Nomor 1701 tahun 2006.

Dalam amanatnya, Inspektur Upacara menyampaikan bahwa prajurit KRI Sultan Hasanuddin-366 berhak dan layak mendapatkan UN Medale In The Service of Peace ini serta  mengucapkan selamat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh prajurit KRI Sultan Hasanuddin-366 selama bergabung dengan MTF telah memberikan banyak kontribusi dalam pelaksanaan tugas-tugas MTF serta membantu menjaga perdamaian dan stabilitas maritim (Maritime Stability) di Lebanon.

Upacara Medale Parade Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-D/UNIFIL 2012 diakhiri dengan pemberian ucapan selamat dari Dubes LBBP dan MTF Commander serta diikuti oleh para undangan kepada personel Satgas. Seluruh undangan menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi atas pengabdian yang telah diberikan oleh prajurit KRI Sultan Hasanuddin-366/ Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-D/UNIFIL 2012 selama berada di Lebanon.
Sumber : Koarmatim

PAL Kerjakan 4 Modul Dari 6 Modul PKR 10514

JAKARTA-(IDB) : PT PAL Indonesia mulai membangun satu unit kapal Perusak Kawal Rudal 10514 hasil kerja sama dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda pada Januari tahun depan.

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha PAL Indonesia Eko Prasetyanto mengatakan perseroan memiliki empat divisi usaha yakni Kapal Perang, Kapal Niaga, Perbaikan dan Perawatan, dan Rekayasa Umum.


Divisi Kapal Perang ini memproduksi kapal perang yang mendukung alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan salah satu kontrak yang akan dikerjakan ialah kontrak kapal PKR senilai 7 juta euro itu dengan menggandeng Damen, galangan kapal dari Belanda.


“Kami juga akan mulai kerjakan pada Januari 2013 yakni kapal perusak rudal kerja sama dengan Damen. Kontraknya kami berdua, nilai totalnya 7 juta euro,” katanya ditemui Bisnis, baru—baru ini.


Dia menjelaskan mekanisme pembuatan kapal yang akan memperkuat alutsista Indonesia itu terdiri dari enam modul. Dari jumlah itu, dua modul akan dikerjakan di Belanda, sedangkan empat modul akan dikerjakan di Surabaya.


“Nah setelah jadi modul—modulnya, dua dari Belanda, empat dari kita maka nanti akan digabung, disimulasikan,” katanya.


Kontrak berskema joint production antara PAL Indonesia dan Damen ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Ediwan Prabowo dengan Direktur Damen Evert Van den Broek pada awal Juni lalu.


PAL Indonesia dulunya bernama Marine Establishment dan diresmikan oleh Pemerintah Belanda pada 1939. Beralih nama menjadi Kaigun SE 2124 saat pendudukan Jepang dan setelah Indonesia merdeka dinasionalisasi menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL) hingga menjadi perseroan terbatas.
Adapun Damen Schelde adalah galangan kapal yang mendesain dan mengkonstruksi kapal angkatan laut dan kapal komersil.

Dibangun pada 1875 dan pada 2000 menjadi anggota Damen Shipyard Group. Grup ini terdiri dari lebih 30 galangan kapal besar. Grup ini membangun lebih dari 4.000 kapal komersil dan militer, saat ini didukung hampir 8.500 karyawan ahli dan omset tahunan hampir 1,5 miliar euro.


Menurut Eko Damen memutuskan mentranfer teknologi dalam konstruksi dan pembangunan Kapal PKR tersebut kepada PAL Indonesia.


Kerja sama tersebut, katanya, adalah awal yang baik dari industri pertahanan dalam negeri, khususnya bagi perseroan dalam mengembangkan kemandirian alat utama sistem senjata.


Selain itu, kerja sama itu juga sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam rencana induk revitalisasi industri pertahanan dalam rangka mendorong dan meningkatkan industri pertahanan dalam negeri.


Kapal PKR 10514 ini dilengkapi dengan mesin utama 2x diesel engine, 2x E Drive (CODOE). Diesel Generator 4x715 kw, dan 2x435 kw, dan Gear Box CODOE, heavy duty. Combat System, yaitu persenjataan antiserangan udara, antiserangan kapal selam, dan antiserangan kapal atas air.


Selain PKR itu, PAL Indonesia juga tengah membangun Kapal Cepat Rudal KCR-60 dan melakukan perbaikan atas Kapal Geomarine milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.


Di sisi lain pada Divisi Kapal Niaga, fokus pasar diarahkan pada internasional, pengembangan model industri pelayaran nasional, dan pelayaran perintis bagi penumpang dan barang (kargo). Kapasitas produksi per tahun saat ini mencapai tiga unit kapal dengan ukuran 50,000 DWT dan dua unit kapal dengan ukuran 20,000 DWT per tahun. 
Sumber : Bisnis

Indonesia Gelontorkan Rp. 3.8 - 7.6 Triliun Untuk 40 Unit Astros Generasi Terakhir


JAKARTA-(IDB) : TNI akan membeli sistem peluncur roket paling mutakhir dari produsen senjata Avibras yang bermarkas di Sao Jose dos Campos, terletak di negara bagian Sao Paulo Brazil, untuk mempersenjatai salah satu batalion khususnya.
Kesepakatan pembelian ini diteken dua pekan lalu di Jakarta berisi nota jual-beli alat utama sistem senjata bernilai antara US$400-800 juta (Rp 3,8 sampai 7,6 triliun) yang diduga meliputi sekitar empat puluh unit kendaraan peluncur roket canggih.
Seperti ditulis koran O Estado de Sao Paulo, peluncur roket dengan Sistem Roket Saturasi Artileri (Artillery Saturation Rocket System) ini diklaim sebagai buatan Avibras yang paling canggih, sementara yang akan dikirim ke Indonesia nantinya adalah jenis Astros II.
Dengan angka pembelian yang demikian besar, belanja alutsista ini akan meliputi pula pembelian baterai Astros: mesin peluncur roket, kendaraan komunikasi lapis baja, kendaraan penembak dan kendaraan kontrol, kendaraan dilengkapi radar, dan stasiun cuaca bergerak.
Namun rincian alat tak diketahui karena dilindungi klausul kerahasiaan.Tipe amunisi juga tak disebutkan meski dengan sistem ini dikabarkan roket mampu mencapai sasaran antara 9 hingga 100 kilometer.
Peluncur roket versi Astro yang akan dipakai TNI ini akan dikirim dalam kondisi lengkap termasuk dengan peralatan elektroik yang nantinya bisa dipakai untuk melepas amunisi cerdas, seperti rudal, namun kini masih menunggu proses sertifikasi.

'Kompetisi sengit'

Menteri Pertahanan Brazil celso Amorim menyatakan transaksi ini mengharuskan Brazil "bekerja dengan mitra dan pemain internasional baru."
Sementara menurut Amorim, "Indonesia adalah pemain besar dunia internasional dan juga telah membeli pesawat Super Tucano dari Embraer (Brazilian Aeronautics Company)," tambahnya. 
Untuk TNI Angkatan Udara, pemerintah Indonesia berbelanja 16 pesawat serang ringan turboprop, pengawas elektronik serta pesawat pendukung pasukan darat. 
Untuk memenuhi kontraknya, Avibras akan membuka sebuah kantor di Jakarta segera. kantor ini akan menjadi perwakilan keduanya di kawasan Asia, setelah yang pertama dibuka di Kuala Lumpur,

Malaysia, dimana peluncur roket Astros telah menjadi bagian dari alutsista negara itu sejak 2010.
Transaksi dengan Indonesia ini, menurut Presiden Avibras Sami Hassuani, "dicapai di tengah kompetisi sengit."
Negosiasi sudah dimulai sejak 2008 dan "memaksa perusahaan untuk kukuh di tempatnya dan terus-menerus menawarkan bukti keunggulan tekniknya."
Hassuani yakin dokumen final sudah akan ditandatangani 90 hari setelah kesepakatan dicapai sementara seluruh pesanan akan dikirim dalam tiga tahun, tetapi dia juga yakin 

"hubungan dengan pelanggan akan terus berlanjut lebih dari 30 tahun." 
Kesepakatan pembelian ini diteken oleh Ediwan Prabowo, Direktur Badan Sarana Pertahanan Kementrian Pertahanan dan Sami Hassuani di Jakarta, 8 November lalu.
Dua hari sesudahnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginspeksi sebuah kendaraan peluncur roket Astros yang sudah dicat sesuai warna TNI yang mengangkut empat SS-80 roket.
Sumber : BBC

KSAU: Ada Percepatan Kedatangan Pesawat Tempur Pesanan TNI AU


TNI AU tak lama lagi bakal menambah pesawat tempur jenis Sukhoi. Penambahan pesawat tempur tidak hanya pada jenis sukhoi, namun ada beberapa pesawat lain didatangkan ke Indonesia untuk mempertahankan kedaulatan NKRI.

Penambahan pesawat berbagai jenis dikemukakan Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, usai melantik 150 perwira baru lulusan Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) TNI AU angkatan ke-15 tahun 2012, di Lanud Adi Soemarmo, Jumat (23/11).

Menurut KSAU, ada enam pesawat Sukhoi dalam setahun atau 1,5 tahun ke depan datang ke Indonesia untuk memperkuat pertahanan udara. "Satu hingga 1,5 tahun lagi semua bisa datang. Sesuai rencana, ada percepatan kedatangan pesawat-pesawat seperti target hingga 2014," tegas Jenderal bintang empat itu.

Selain Sukhoi, lanjut dia, pesawat jenis T-50 juga akan memperkuat TNI AU. Dia menjelaskan sementara ini telah datang tambahan alutsista berupa pesawat jenis Super Tucano dan C-295.

Imam juga menyinggung penambahan empat radar dalam pengadaan terakhir. Atas penambahan tersebut, sekarang ini TNI AU memiliki 20 radar. Pada 2024, ditargetkan Indonesia mempunyai 32 radar. Tingkat kebutuhan radar sebanyak itu sangat ideal bagi Indonesia yang memiliki banyak kepulauan.

Terkait personel dari kalangan perwira, Imam Sufaat menjelaskan, saat ini perwira TNI AU baru 60 persen dari jumlah ideal. Meskipun demikian, dia mengatakan presiden mengambil kebijakan tidak menambah jumlah personel hingga tahun 2014.

"Pembentukan perwira baru sekarang ini, lanjut dia, dimaksudkan untuk mengisi atau mengganti perwira yang telah purna tugas atau meninggal dunia."
Sumber : SuaraMerdeka

Kebangkitan Industri Pertahanan Nasional


Kemampuan pertahanan tidak saja penting dalam menjaga keselamatan bangsa, tetapi juga simbol kekuatan serta sarana untuk menggapai cita-cita, tujuan, ataupun kepentingan nasional.
Efektivitas pertahanan negara turut ditentukan juga oleh kemampuan industri pertahanan dalam memenuhi kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan alat utama sistem senjata (alutsista) secara mandiri. Oleh sebab itu, industri pertahanan perlu dibangun melalui revitalisasi industri pertahanan.
Setelah Presiden SBY memberikan arahan revitalisasi industri pertahanan di Kementerian Pertahanan tahun 2004, sejak saat itu mesin dari semua pemangku kepentingan segera bekerja. Kementerian Pertahanan sebagai pembuat regulasi dan kebijaksanaan pembinaan industri pertahanan, TNI sebagai pengguna, dan industri pertahanan sebagai produsen dalam negeri menyatu dalam target merevitalisasi industri pertahanan untuk membangkitkan kekuatan industri pertahanan dalam negeri.
Berbagai langkah, strategi, dan regulasi segera diambil. Pemerintah yang diperankan oleh Bappenas, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Pertahanan bersama TNI dan Polri serta instansi pemerintah lain sebagai pengguna, segera menerjemahkannya.
Presiden pada 2010 telah membentuk suatu badan kebijakan nasional industri pertahanan yang disebut Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Tugas yang diemban oleh KKIP adalah mengembangkan kemampuan industri pertahanan dalam negeri, baik alutsista maupun non-alutsista.
Sejak saat itu Indonesia sebenarnya telah memiliki visi, misi, dan strategi dasar pembangunan industri pertahanan. Apalagi pemerintah dan DPR pada 2012 menetapkan Undang-Undang Nomor 16 tentang Industri Pertahanan Negara sebagai legalisasi dan legitimasi menghidupkan dan mengembangkan industri pertahanan dalam negeri.
Industri pertahanan
Suatu negara yang kuat akan sangat dipengaruhi oleh kekuatan industri teknologi pertahanan yang mandiri. Filosofi ini penting untuk mendukung misi negara menjaga kedaulatan negara dan keutuhan wilayah.
Presiden melihat kebangkitan industri pertahanan dalam negeri dan untuk semakin mendorong tumbuhnya industri pertahanan dalam negeri, presiden bahkan menggariskan beberapa kebijakan teknis.
Pertama mewajibkan pengguna dalam negeri memakai produksi dalam negeri untuk alutsista dan non-alutsista. TNI dan Polri serta instansi pemerintah lainnya diwajibkan memakai produksi dalam negeri manakala kebutuhan tersebut dapat diproduksi oleh kita sendiri.
Kedua, manakala harus membeli dari luar negeri, maka persyaratannya adalah produksi dalam negeri belum mampu memenuhi spesifikasi teknis dan kebutuhan operasional dari pengguna yang perlu teknologi tinggi. Namun, pembelian dari luar negeri harus ditambah persyaratan transfer teknologi dan ofset dari negara pemasok kepada industri pertahanan dalam negeri.
Ketiga, pembelian dari luar negeri tidak boleh mendikte secara politik terhadap negara dalam membeli peralatan militer.
Sebagai pembina industri pertahanan, Kemhan berkepentingan memberikan peluang kepada industri pertahanan dalam negeri untuk memasok kebutuhan. Bahkan, Kemhan mendorong industri pertahanan dalam negeri untuk bisa ekspor produk mereka ke luar negeri.
Kemampuan industri dalam negeri kita sekarang ini sudah pada tingkat teknologi menengah. Artinya, industri pertahanan kita sudah dapat membuat dan sudah digunakan oleh TNI.
Sebagai contoh, alutsista darat buatan PT Pindad mulai dari pistol dan senjata serbu sampai mortir serta kendaraan tempur roda ban (panser Anoa) sudah mendukung kebutuhan TNI AD. Bahkan, produk PT Pindad itu sekarang sudah berstandardisasi PBB, demikian juga kendaraan taktis pengintainya.
Saat ini sedang berlangsung pembaruan kendaraan tempur roda rantai (tank AMX-13) yang merupakan awal membangun tank ringan. Setelah itu diharapkan kita bisa membuat sendiri tank ringan sampai berat.
Saat membeli tank berat (MBT Leopard) dari Jerman, dalam paket kontrak ada klausul transfer teknologi. Pihak Jerman menyetujui dalam pemeliharaan pascajual, artinya kita akan mendapat kesempatan melakukan didampingi pihak produsen.
Untuk alutsista udara, PT Dirgantara Indonesia kini sedang mengembangkan kerja sama produksi dengan Airbus Military untuk membangun pesawat angkut sedang CN 295. Kita sangat berkepentingan untuk meningkatkan kemampuan memproduksi pesawat angkut ringan, seperti C-212, CN 235, dan CN 295, yang bermuatan 50 penerjun.
Hal yang sama kita lakukan dalam pembuatan helikopter serbu Bell-412 dan heli Cougar 725. PT Dirgantara Indonesia diharapkan bisa memenuhi sebagian kebutuhan dari TNI dan cocok untuk operasi kemanusiaan.
Di sisi alutsista laut, kita bahkan memiliki beberapa industri pertahanan dalam negeri yang bisa diandalkan. PT PAL diandalkan untuk pembuatan kapal perang skala besar, seperti class korvet dan kapal selam. PT PAL juga didorong untuk membuat kapal perang untuk tanker.
Kita juga memiliki badan usaha milik negara yang lain, yaitu PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari. BUMN ini kita beri porsi untuk membangun Landing Ship Tank atau kapal pengangkut tank ringan dan sedang.
Industri pertahanan swasta juga sudah memberikan kontribusi besar untuk kapal patroli cepat ukuran 60 meter ke bawah, seperti Palindo, Lundin, Anugrah. Bila berkualitas, peluang yang sama juga diberikan kepada beberapa galangan swasta lain di dalam negeri. Alokasi anggaran kepada industri pertahanan cukup besar dalam rencana strategis 2010– 2014, minimal Rp 5,4 triliun.
Peluang ini sekaligus menjadi tantangan bagi industri pertahanan dalam negeri untuk meningkatkan kualitas manajemen agar mampu memenuhi persyaratan kualitas, waktu distribusi, dan harga yang bersaing. Tanpa ada profesionalisme dalam pengelolaan perusahaan dan keuangan, semua peluang yang ada ini tidak akan bisa termanfaatkan bahkan terlewat tanpa makna.
Saat ini industri pertahanan PT PAL bahkan perlu untuk merekrut tenaga terampil umur 18–20 tahun agar mereka siap digunakan dalam pembangunan kapal selam, yang diharapkan bisa kita lakukan tahun 2020.
Hal kritis dalam pembangunan industri pertahanan dalam negeri adalah pengawakan manajemen yang unggul dan kemampuan untuk mengeliminasi parasit dalam manajemen industri pertahanan dan meniadakan peran ”broker” yang berdampak pada penggelembungan biaya.
Manajemen industri pertahanan jangan pernah memberikan peluang distorsi internal dan eksternal yang hanya menimbulkan kerusakan manajemen. Aturan yang mengharuskan kita membeli langsung ke pabrikan dan menjual langsung kepada pembeli adalah cara paling tepat untuk efisiensi dan manfaat.
Bila kita mau, Indonesia pasti sanggup menjadi kekuatan regional yang didukung oleh kemampuan industri teknologi pertahanan dalam negeri.
Sumber : Kompas

Rabu, 21 November 2012

TNI AD Diperkuat 180 Rudal Javelin


Rudal darat-ke-darat Javelin. (Foto: DID)

21 November 2012, Jakarta: Defense Security Cooperation Agency (DSCA) menyampaikan kepada Kongres rencana penjualan 180 rudal Javelin Block I beserta perangkat pendukungnya senilai 60 juta dolar pada Indonesia dibawah program Foreign Military Sale.

Pemerintah Indonesia mengajukan pembelian 180 rudal Javelin Block I, 25 Command Launch Units (CLU), Missile Simulation Rounds (MSR), Battery Coolant Units (BCU), Enhanced Basic Skills Trainer, Weapon Effects Simulator, baterai, pengisi baterai, perangkat pendukung, suku cadang, pelatihan personil beserta perangkat pelatihan, data teknikal, bantuan teknis dari pihak pabrikan dan pemerintah Amerika Serikat serta berbagai bantuan logistik.

Pembelian sistem Javelin bagian dari program modernisasi TNI AD.

Raytheon/Lockheed Martin Javelin Joint Venture (JJV) di Tuscon, Arizona dan Orlando, Florida sebagai pihak pabrikan dalam program ini. Paket pembelian tidak disertai kesepakatan offset atau alih teknologi.

Sumber: DSCA

Selasa, 20 November 2012

LATMA INDOPURA : EMPAT HAWK 100/200 TNI AU TIBA DI LOMBOK



LOMBOK-(IDB) :Langit Bumi Gora kembali diriuhkan oleh raungan pesawat-pesawat tempur, setelah sebelumnya F 5 RSAF Landing di BIL, kali ini 4 pesawat Hawk 100/200 dari skadron 1 Lanud Supadio Pontianak bergemuruh di atas langit Bumi Gora, keempat pesawat Hawk 100/200 TNI AU dari Skadron 1 mendarat untuk pertama kalinya di Bandara Internasional Lombok (BIL), tepat pukul 12.45 Wita. Dalam rangka mendukung latihan bersama Elang Indopura antara TNI AU dan Republic of Singapore Air Force (RSAF) Senin (19/11).

Kedatangan para penerbang tempur TNI AU ini disambut langsung Komandan Lanud Rembiga Letkol Pnb Ridha Hermawan dengan diiringi kesenian tradisional khas lombok gendang beleq serta gamelan sasak dan juga Putri Dirgantara Lombok.

Kedatangan rombongan TNI AU ini untuk bergabung dalam Latihan Bersama antara TNI AU dan RSAF yang digelar dari tanggal 12 – 30 November 2012, Latihan bersama ini sudah berjalan selama 32 tahun, dan kali ini Latihan bertempat di Bandara Internasional Lombok dengan Lanud Rembiga sebagai pendukung operasinya, digelarnya Latihan bersama di Lombok ini juga sebagai peran serta TNI AU dalam hal ini Lanud Rembiga untuk mendukung Program Pemerintah Provinsi NTB Visit Lombok Sumbawa 2012, dengan mendatangkan ratusan peserta latihan dari dalam dan luar negeri.

Dalam latihan bersama antara TNI AU dan RSAF kali ini terdapat dua latihan yaitu Latma Elang Indopura dimana TNI AU melibatkan 4 pesawat Hawk 100/200 dari Skadron 1 Pontianak dan RSAF Melibatkan 6 pesawat F 5 yang sudah datang dari tanggal 12 November di Lombok, selain Latma Elang Indopura rencananya akan digelar pula Latma Camar Indopura dimana melibatkan pesawat-pesawat patroli maritime dari TNI AU dan RSAF.

Sumber : TNI AU

TNI AL - UI KEMBANGKAN ROBOT KAPAL TANPA AWAK



JAKARTA-(IDB) :TNI AL terus mengembangkan dan memperbaharui kemampuan tempurnya untuk mempertahankan kedaulatan NKRI. Salah satunya adalah mengembangkan proyek kapal tanpa awak yang diberi nama SEA GHOST Project.

Dalam rilis yang diterima detikcom, Selasa (20/11/2012), TNI AL bekerja sama dengan Mahasiswa UI yang terdiri dari mahasiswa Teknik Perkapalan (M Hary Mukti/2009, Aditya Meisar/2009), Teknik Mesin(Ricky/2012), Teknik Elektro (Novika Ginanto/2008, Irvan JP Elliika/2008) dan Ilmu Komputer (M Anwar Ma’sum/2009).

Konsep Road Mapnya adalah tentang Cyber Warfare dalam pertahanan Indonesia, dimana nantinya kapal tanpa awak ini akan dikendalikan melalui komunikasi satelit. Kapal ini digunakan untuk melakukan penyerangan terhadap kapal penyusup.

Jika kapal tanpa awak ini terkena serangan hacker atau virus dalam komunikasi datanya oleh penyusup yang menjadikan gerakan kapal tanpa awak ini menjadi kacau atau tak terkendali, maka PUSINFOLAHTA – Mabes TNI akan melakukan perlawanan terhadap virus atau serangan hacker sehingga kapal tanpa awak ini dapat dikendalikan kembali dan memulai penyerangan terhadap kapal musuh/penyusup kembali.

Prototipe kapal tanpa awak yang dikerjakan oleh para mahasiswa UI ini ditampilkan di stand Mabes TNI pada acara Indo Defence 2012 yang diselenggarakan di Jakarta International EXPO-Kemayoran pada 7-10 November 2012 yang lalu. Kapal tanpa awal yang diberi nama Makara-02 ini sebelumnya telah meraih penghargaan desain terbaik se-Indonesia dan berhasil melampaui 4 rintangan secara otomatis (fully autonomous) tanpa kendali dibandingkan peserta lain pada Kontes Kapal Cepat Tak Berawak 2012 Kategori Autonomous yang dilaksanakan di Pantai Kartini-Jepara melalui bimbingan Dosen Perkapalan (Dr. Ir. Sunaryo, M.Sc) dan Dekan FTUI (Prof. Dr. Ir. Bambang Sugiarto, M.Eng).


Makara-02 merupakan robot kapal tanpa awak yang dikembangkan dari Makara-01, yaitu robot kapal tanpa awak sebelumnya yang dilombakan di Amerika Serikat, Robot kapal tanpa awak ini berdimensi 4.94ft x x 2.96ft 0.73ft dengan sistem kendali otomatis berdasarkan sensor kamera (image processing). Aspek kunci dari desain Makara-02 adalah desain berteknologi tinggi yang memperhatikan aspek stabilitas dan hambatan yang sangat rendah merupakan perpaduan antara SWATH (Small Waterplane Area Twin Hull) dan teknologi Wave Piercing sehingga kapal jauh memiliki nilai inovasi yang tinggi.

Robot kapal tanpa awak MAKARA-02 ini nantinya akan digunakan sebagai model untuk uji towing tank untuk memprediksi hambatan pada SEA GHOST yang berukuran FLEET CLASS yaitu memiliki panjang kurang lebih 10 m dan memiliki payload lebih dari 2 ton, sehingga stabilitas kapal sangat baik ketika dilengkapi persenjataan dan sistem komunikasi yang canggih. Perkembangan Kapal tanpa awak ini berkembang pesat di Amerika Serikat, Israel dan bahkan telah digunakan di Singapura.

Sumber : Detik

KEMHAN LAKSANAKAN UJI FUNGSI 2 LCU







JAKARTA-(IDB) : Pusat Pengadaan, Badan Sarana Pertahanan, Kementerian Pertahanan (Pusada Baranahan Kemhan) melaksanakan uji fungsi terhadap dua Landing Craft Utility (LCU) produksi PT. Tesco Indomaritim yang akan ditempatkan di dua KRI jenis LPD yang berada di bawah pembinaan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil).

Uji fungsi dua LCU tersebut dilaksanakan sejak tolak dari dermaga Kolinlamil hingga sepanjang perairan Teluk Jakarta menuju Pulau Damar, Senin (19/11/2012).
Kegiatan uji fungsi tersebut dimaksudkan untuk menguji kelaikan semua fungsi dua LCU sesuai spektek dalam kontrak kerja meliputi bangunan kapal, pendorong pokok, sistem listrik, sistem bantu, navigasi dan komunikasi.




Sumber : TNI AL

LATGAB TNI : PENERBAD SIAGAKAN ENAM HELIKOPTER DI KUTAI



SEKERAT-(IDB) :Enam helikopter milik TNI AD masih tetap siaga mendukung kampanye militer dalam rangka Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2012 yang masih berlanjut di kawasan pegunungan dan perairan Sekerat Bengalon-Kaliorang, Kutai Timur, Kalimantan Timur.
 
"Keberadaan enam helikopter itu untuk mendukung lima pilar selama Latgab TNI tingkat Brigade yang merupakan Kampanye Militer," kata Kasiops Kapten Pnb Feri Eko, Selasa.

Menurut dia, ada lima pilar tugas penting yang dikendalikan melalui Posko di Sangkima, dalam rangka mendukung operasi dan kampanye militer, seperti mendrop bahan makanan, evakuasi dan komando pengendalian.

Keenam unit helikopter TNI AD yang tetap siaga di Desa Sangkima, Kutai Timur, itu adalah Jenis Bell 412 dan MI 35, MI 17 milik TNI AD yang didukung 104 prajurit TNI AU dan TNI AD.

Menurut Kasiops Kapten Pnb Feri Eko, ada berapa manuver seperti angkut logistik (tarlog) yakni mendrop bahan makanan ke pasukan terdepan, kemudian Komando dan Pengendalian (Kodal) yang memakai unsur pimpinan untuk mengendalikan pasukan di lapangan.

Kemudian mengevakuasi korban perang untuk dipindahkan ada bagian belakang hingga dilakukan pemindahan korban perang ke rumah sakit terdekat atau rumah sakit TNI. Kemudian bantuan tembakan, bantuan serang heli MI-35 dan muatan luar.

"Posko Sangkima ini siaga penuh selama 24 jam, jadi kapanpun dihubungi dan dimintai dukungan sudah siap siaga," ujar Kapten Pnb Feri Eko didampingi Lettu Pnb Wendri Ekananda, menambahkan.

Ia mengatakan, dari enam unit helikopter yang ditempatkan di Sangkima, Kutai Timur, semuanya dalam kondisi siap terbang dan telah memiliki jam terbang yang sangat tinggi pula.

Misalnya, BELL-412 HA-5515, telah memiliki jam terbang sebanyak 346.66 menit jam terbang dab BELL-412 dengan nomor penerbangan HA-5162 sudah terbang selama 177,39 menit jam terbang. Kemudian MI-17 nomor penerbangan V5 HA-5141 sudah terbang selama976.30 menit jam terbang.

Kemudian MI 35-P dengan nomor penerbangan HA-5152 jam terbang sudah mencapai 277.74 menit jam terbang, dan nomor penerbangan HA-5153 sudah terbang sebanyak 222.50 menit jam terbang.

Sedangkan MI-35 dengan tiga kru perwira persenjataan teknis dengan 8 prajurit memiliki panjang 17,5 meter, bermesin 2 x Isotop TV3-117 turbin 1.600 KW, memiliki kecepatan maksimum 335 km/jam dengan jarak jangkau 450 kilometer, mampu membawa senjata 30 mm Yakushev-Borsov multi barrel marchine gun.

Pantauan ANTARA di Lapangan Golf Sangkima Pertamina EP, lokasi yang menjadi pangkalan helikopter selama Latgab TNI 2012, para kru nampak sibuk mengecek seluruh bagian pesawat mulai ban, ekor hingga pengecekan tempat roket dan peluru-peluru yang akan ditembakkan ke sasaran.

"Hari ini dicek kondisinya, karena rencananya Rabu (21/11) akan melakukan serangan melalui udara ke darat untuk melumpuhkan musuh yang bersembunyi di kawasan gunung Sekerat," kata salah satu personel Helikopter, yang tidak bersedia disebut namanya.

Kampanye militer yang dilakukan TNI seperti Operasi Dukungan Udara/Pengintaian Udara, Operasi Pasukan Khusus, Operasi Laut Gabungan, Operasi Amfibi, Operasi Lintas Udara, Operasi Pendaratan Administrasi, Operasi Darat Gabungan dan Operasi Teritorial. Operasi Intelijen Taktis, Operasi Dukungan Udara/Operasi Perebutan Pengendalian Pangkalan Udara (OP3U).

Sumber : Republika

ALL ABOUT JAVELIN MISSILE




ARC-(IDB) : FGM-148 Javelin merupakan rudal antitank berpemandu sekali pakai pertama yang diterima oleh 75th Ranger Regiment, US Special Forces, dan kesatuan khusus Tier 1 didalam USSOCOM. Dengan sifatnya yang unik, Javelin merupakan penambahan dan bukannya penggantian terhadap roket antitank seperti RAWS.

Rudal yang dikembangkan dalam proyek AAWS-M (Andvanced Anti-Tank Weapon System-Medium) pada tahun 1986 ini mengantarkan militer AS kedalam generasi ketiga rudal antitank yang memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan pendahulunya seperti TOW maupun M47 Dragon. Satu fitur yang bermanfaat adalah fitur soft launch, dimana rudal akan meluncur keluar tabung hanya dengan propelan pendorong, dan baru menyalakan motor roketnya pada jarak 1 meter dari titik luncur, sehingga Javelin bisa ditembakkan dengan aman dari dalam bangunan.

Didesain dengan hululedak tandem HEAT, Javelin didesain untuk mampu mengalahkan MBT, bahkan yang dilengkapi dengan lapisan ERA generasi pertama sekalipun. Javelin memiliki kemampuan untuk melakukan serangan top attack, dimana rudal akan menanjak terlebih dahulu sampai ke ketinggian 160 meter, terbang mendatar, lalu menukik tepat keatas sasaran. 

Profil terbang misil ini dikendalikan secara autopilot dimana misil menyesuaikan jarak, arah, kecepatan dan simpangan angin berkat keempat sirip yang bisa diatur sudut-sudut kemiringannya. Serangan top attack memiliki probabilita tinggi untuk melumpuhkan MBT karena bagian atas MBT biasanya memiliki proteksi yang lebih tipis dibandingkan dengan bagian frontal atau samping. Apabila diinginkan, Javelin juga bisa diluncurkan dalam moda direct attack, dimana rudal akan menanjak sedikit lalu meluncur langsung ke sasarannya, cocok untuk menghajar fortifikasi atau ranpur yang berada pada jarak dekat.
 

 
Kemampuan Javelin untuk meluncur secara pintar ini adalah berkat sistem pemandu pintar yang tersimpan pada modul CLU (Command Launch Unit) yang bisa dilepaskan dari tabung peluncurnya. CLU yang merupakan passive infra red sight memiliki tiga macam magnifikasi yaitu day field of view (4x), Wide Field of Fiew (thermal, 4x), Narrow Field of View (9x), dan akhirnya Seeker Field of View (9x). 

Saat memasuki mode SFV, secara otomatis CLU mengirimkan input data jarak pada misil ke Launch Tube Assembly yang menjadi rumah bagi misil sehingga sasaran sudah mulai bisa dikunci, rudal ditembakkan dan penembak segera beralih begitu rudal meluncur keluar karena Javelin menganut sistem fire and forget. 

Satu hal yang menjadi keunggulan Javelin adalah CLU yang memiliki fitur setingan kontras dan kecerlangan sehingga nyaman digunakan, masih ditambah lagi dengan unit pendingin yang mendinginkan sensor sehingga pengenalan termal pada objek sasaran dapat dilakukan CLU secara lebih baik dibandingkan dengan optik NOD monocular yang menjadi standar pasukan AS. 

CLU pun hanya ditenagai dengan satu baterai litium BA-5590U yang juga sekali pakai sehingga terhindar dari problem baterai drop. Banyak personil yang melepas CLU dan menggunakannya sebagai teropong observasi, sehingga boleh dibilang CLU saat ini adalah teropong malam infantri terbaik dalam AD AS.

75th Ranger sebagai kesatuan pertama dalam AD AS menerima Javelin mulai 1996 dan mengalokasikannya ke 3rd Battalion/75th Ranger Regiment. 

Rudal ini terbukti mampu memberikan daya tembak berlipat ganda yang memberikan kemenangan menentukan bagi pasukan yang kekuatannya lebih kecil. 

Dalam salah satu kontak tembak dalam operasi Iraqi Freedom, Satu tim Ranger yang melaksanakan misi patrol pengintaian dengan Humvee di sebelah barat Irak melihat dua buah tank, kemungkinan T-55, yang bersembunyi dalam posisi dug-up (dilindungi bunker pasir sehingga hanya kubah yang nampak). Posisi Ranger lebih unggul karena mereka ada diatas bukit, dan pasukan Irak belum mengetahui keberadaan mereka.

Tim tersebut, yang beranggotakan Sgt. Jason Witmer, Cpl. Jeremy Mumma, Spc. Matthew Pickell, dan Spc. Michael Kithcart memutuskan bahwa mereka mengambil kesempatan dengan mencoba menghancurkan tank tersebut dengan Javelin yang mereka bawa. Dari jarak 1.800 meter, Cpl. Mumma yang menjadi penembak mengunci salah satu tank dengan Javelinnya, meluncurkan rudal, dan segera berganti ke tabung kedua bahkan sebelum rudal menghantam sasarannya. Tank kedua juga dikunci, dan tidak punya kesempatan bereaksi dan meledak tak lama setelah tank pertama dihancurkan.


Pada tahun 2003, dalam pertempuran Debecka Pass ODA (Operational Detachment Alpha/ A-Team) 391 dan 392 bertahan dari serangan Divisi ke-34 Irak yang dilengkapi dengan T-55 dan ranpur MT-LB dengan mengandalkan Javelin. Dengan menembakkan selusin Javelin, ODA 391 dan 392 mampu bertahan dan bahkan menghancurkan sejumlah tank dan ranpur dengan hit ratio diatas 80%. 

Dengan keputusan TNI untuk mempertimbangkan pembelian FGM-148 Javelin yang kita harapkan akan terwujud, maka TNI-AD akan menjadi salah satu negara yang mengoperasikan rudal berpemandu terbaik yang ada saat ini, dipadukan dengan sistem roket pintar NLAW yang dibuat oleh Thales Defense.

FGM-148 Javelin
 
Pabrikan        : Texas Instrument/ Raytheon/ Lockheed Martin
Desain           : Juni 1989
Bobot             : 22,3 kg (misil 11,8kg)
Panjang          : 1,2m
Jarak efektif    : 75-500m
Hululedak        : HEAT (High Explosive Anti Tank)


Sumber : ARC

BERITA FOTO : PERGESERAN RIBUAN PERSONEL DAN MATERIAL TNI KE SANGATTA




SANGATTA-(IDB) : Dengan menggunakan KRI Teluk Ratai, KRI Mandar, KRI Teluk Parigi, KRI Teluk Sampit, KRI Celukan Bawang, KRI Banjarmasin, KRI Cirebon dan KRI Banda Aceh, sebanyak 2.296 prajurit TNI yang tergabung dalam Komando Gabungan Tugas Darat dalam rangka Kampanye Militer Latgab TNI tahun 2012, tiba di Dermaga Lubuktutung Sekerat Sangatta, Kutai Timur, Minggu (18/11/2012).  Demikian rilis yang dikirim ke redaksi Tribunnews.com.





Sebanyak 2.296 personel tersebut, terdiri dari : 1 Batalyon Yonif 509 Brigif 9 Divisi II Kostrad, 1 Batalyon Yonif 514 Rider Brigif 9 Divisi II Kostrad, 1 Kompi Yonmekanis, 1 Rai Yonarmed, 1 Kompi Yonkav, 1 Rai Arhannud, 1 Kompi Yonzipur, 1 Kompi Yonkes, 1 Satlak POM Denpom 2, 1 Kompi Denpal Divisi II, 1 Kompi Yonbekang 2, 1 Kompi Divisi II, 1 Kompi Denhub Divisi II, 1 Kompi Den Penerbad dan 1 Kompi Taipur. Sedangkan peralatan tempur yang terlibat adalah 6 Tank Scorpion, 2 Stormer APC, 1 Stomer CO, 2 Kendaraan Timhar, 1 RCV, 10 FRS,  9 Panser Anoa, 1 Radar Giraffe, 1 Ambulan dan 1 kendaraan recovery serta 44 Kendaraan Angkut Personel.

Sumber : Tribunnews

BIROKRASI, INEFIENSI DAN IMPOR HADANG LAJU PINDAD



BANDUNG-(IDB) :Angka penjualan senjata PT PINDAD tahun ini diperkirakan mencapai Rp1,7 triliun, naik sekitar 40% dari penjualan tahun sebelumnya.

Penjualan ditopang oleh permintaan senjata standar TNI, termasuk senapan jenis V4 yang memenangkan lomba menembak prajurit tingkat ASEAN dan Australia, serta kendaraan terbaru Panser Anoa.

“Sampai akhir tahun ini kita terus bekerja mengejar target pesanan baik untuk TNI maupun pesanan negara lain,” kata Adik Sudarsono, Direktur Utama PT Pindad.

Adik mengatakan untuk kawasan ASEAN dan Asia Timur, senjata organik dan amunisi asal Indonesia terkenal murah dengan kualitas standar NATO yang memadai, karena itu permintaan rutin sudah berjalan belasan tahun.

Sementara untuk Anoa, setelah dipakai pasukan penegak perdamaian Indonesia yang bergabung dengan Misi PBB untuk perdamaian di Libanon (Unifil), kini juga semakin diminati.

"Daripada beli ke Eropa yang mahal, ongkos transpornya juga tinggi, negara-negara itu pikir kenapa tidak ke Indonesia saja,” tambahnya.

Malaysia, Timor Leste, negara Timur Tengah dan Asia Timur (Adik menolak menyebut namanya) termasuk jajaran sejumlah pemesan Anoa, yang dalam kondisi standard dijual paling murah Rp7-8 miliar.

“Tergantung nanti mau diisi apa, tambah radar, senjata sniper atau lain-lainnya ya bisa sampai Rp12 (miliar)an,” jelas Adik.

Produk serupa dari Eropa menurut Adik bisa bernilai 2-3 kali lipatnya, sementara meski harga dibandrol lebih miring, kualitas Pindad menurutnya sudah lebih dipercaya.

"Malah kita didatangi pembeli (dari) ASEAN, dia balik ke kita karena ambil kendaraan dari negara lain ternyata kualitasnya lebih jelek. Dia bilang oke kita minta kendaraan you, tapi turunin dong harganya,” kata Adik sambil tertawa.

‘Inefisiensi’

Adik Sudarsono
Adik Sudarsono menargetkan tahun 2013 Pindad mampu menyetor laba hingga Rp100 miliar. 

Upaya menggenjot produksi dan mendongkrak keuntungan tidak berjalan mudah dalam industri senjata perusahaan asal Bandung ini.

Alasan utama adalah bahan baku yang separuh hingga 90%nya masih tergantung dari impor.

Sebuah peluru kaliber 21mm yang berukuran seujung jari kelingking dan dijual hanya Rp2100, kata Adik Sudarsono, kandungannya hanya 10% dari dalam negeri.

“Bahan baku utama kita baja, ini belum bisa dipasok industri dalam negeri. Untuk peluru mata bornya juga impor, mesin kendaraan impor dari Eropa, dan seterusnya.”

Celakanya, industri senjata adalah isu sensitif dalam perdagangan luar negeri.

“Kalau ekspor-impor baja itu biasa, tetapi kalau yang beli Pindad itu bisa jadi masalah karena untuk dibuat senjata,” tegas Adik.

Impor bisa terganggu bahkan gagal kalau parlemen negara pengekspor merasa Indonesia tak layak mendapat bahan baku untuk produksi senjata dengan alasan senjata itu bisa dipakai untuk melanggar HAM.

Akibat kendala semacam ini, tenggat produksi Pindad bisa terganggu. Kendala lain menurut Adik datang dari konsumen, dalam hal ini pembeli terbesar, TNI.

“Padahal hubungan kita sudah 30 tahun, tetapi tetap saja collection period 81 hari. Ini kan terlalu lama dan kita kena beban bunga dan biaya penyimpanan,” keluhnya.

Dengan birokrasi pembayaran TNI tersebut, Pindad baru dapat menerima pembayaran 81 hari setelah barang diterima. Meski mengaku memahami birokrasi yang tak terelakkan itu, menurut Adik aturan ini selayaknya diperbaiki.

“Apa tidak bisa diperpendek ya? Kan buat TNI juga lebih baik karena anggaran menjadi lebih cepat diserapnya, sementara buat kita juga lebih enak karena dana bisa diputar kembali dan beban bunga berkurang.”

Persoalan lain yang juga dianggap mengganggu kinerja Pindad, justru datang dari bengkel pabrik sendiri.

Adik Sudarsono mengakui, "Produktivitas karyawan kami masih seperenam sampai seperempat dari produktivitas pekerja di pabrik senjata serupa di Eropa."

Manajemen menurutnya sudah berkali-kali mengkampanyekan perbaikan kinerja, namun hasilnya dirasakan belum maksimal.

"Tidak mudah ya karena ini corporate culture, kita selalu tekankan (pada karyawan) mau kerja apa mau ngerokok, kalau sambil tunggu mesin ya bisa sambil ngelap,” kata pemimpin Pindad sejak tahun 2007 ini.

Target PT Pindad untuk 2013

Produk terbaru yang pengerjaannya kini sedang dituntaskan Pindad adalah kendaraan tempur tipe Komodo, yang hingga bulan lalu enam unitnya telah dibuat untuk pasukan elit TNI, Kopassus dan pasukan polisi, Brimob.

Panser Anoa dijual dengan harga Rp7-12 miliar tergantung jenis kelengkapan alatnya.

Kendaraan spesialis tempur ini diklaim handal untuk lokasi terjal, miring atau bergunung-gunung, mengangkut hingga 10 penumpang dan bisa dilengkapi asesori mistral (anti serangan udara).

Produk lain yang pemuatannya ditargetkan dimulai akhir tahun depan adalah motor listrik, yang rencananya akan dilempar ke pasar lokal memenuhi keinginan pemerintah untuk menciptakan kendaraan nir-BBM.

Dengan berbagai rencana ini, ditargetkan angka penjualan maupun laba usaha juga naik pesat.
“Ya muda-mudahan bisa menjadi diatas Rp. 2 triliun untuk sales-nya, sementara keuntungan bisa lah sampai Rp100 miliar,” kata Dirut Pindad Adik Sudarsono optimistis.

Dalam jangka panjang, Pindad juga masih dibebani target untuk mengejar ketinggalan terhadap penciptaan alat tempur yang lebih canggih.

"Kemampuan kita saya rasa kan baru 30% (memasok senjata) pada TNI, masih banyak yang kita belum mampu," tambahnya.

Yang sedang dalam target antara lain membuat purwarupa (prototype) tank kelas medium berat 20 ton yang diharapkan rampung pada 2014.

“Yang jelas 2013 dan selanjutnya kita akan sangat sibuk karena berlakunya UU Industri senjata nasional,” jelas Adik.

UU ini mewajibkan seluruh penyediaan senjata TNI dari produksi dalam negeri jika sudah dikuasai teknologi dan produksinya.

Sumber : Tribunnews

DUA KAPAL PERANG TLDM SANDAR DI TANJUNG PRIOK



JAKARTA-(IDB) :Dua kapal perang milik Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) yakni KD Mahawangsa-1504 dan KD Selangor-176 merapat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (19/11). Kedatangan dua kapal tersebut, dalam rangka mengikuti latihan bersama antara Malaysia dan Indonesia dengan melibatkan angkatan laut masing-masing negara dengan sandi Latihan Bersama (Latma) Malindo Jaya 22AB/12.
Kapal perang jenis pendukung dan patroli lepas pantai milik TLDM tersebut nantinya akan bergabung dengan kapal perang milik TNI AL di bawah jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) yakni KRI Lemadang-632 dan KRI Clurit-641.

Menurut informasi yang diperoleh dari situs resmi Koarmabar, kapal-kapal perang kedua negara tersebut akan mengadakan latihan bersama selama empat hari di Perairan Teluk Jakarta dan Laut Jawa, dalam rangka meningkatkan profesionalisme masing-masing angkatan laut dalam penanganan tindak pidana yang terjadi di laut masing-masing negara di Selat Malaka.
 

Kedatangan kedua kapal perang TLDM tersebut disambut Komandan Satuan Kapal Cepat (Dansatkat) Koarmabar Kolonel Laut (P) David Santoso selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Latihan bersama Malindo Jaya 22AB/12.





Sumber : Itoday

SATU LANGKAH LAGI BAGI RX-550 LAPAN




 
ARC-(IDB) : Hingga kini Teknologi Roket merupakan salah satu teknologi sensitif yang sulit didapatkan dari pihak luar. Apalagi adanya rezim MTCR yang membatasi jarak jangkau dan muatan roket, membuat teknologi ini eksklusif hanya dimiliki oleh negara maju. 

Akan tetapi, berbagai kendala itu tidak menghalangi ambisi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk menciptakan Roket Peluncur Satelit (RPS), dimana wujud awal dari RPS itu berupa RX-550.

Dan kini para peneliti LAPAN tengah bergelut dengan proses pengisian Propelan (bahan bakar roket) ke dalam RX-550. 

Proses pengisian propelan ke dalam motor roket umumnya dilakukan dengan   dua   metode   yaitu  free   standing  dan  case   bonded.   

Pada   cara   pertama   propelan   dicetak   secara   terpisah   baru   kemudian   dimasukkan   ke   dalam   tabung   motor   roket.   Pada   cara   yang   kedua   propelan   langsung   dicetak   ke   dalam   tabung   motor   roket   sehingga   terpasang   secara   permanen.

Akan tetapi cara   yang   dilakukan   oleh   LAPAN   bukan salah satu dari dua cara tersebut, dimana propelan dicetak terpisah kemudian   dimasukkan   ke   dalam  tabung  motor roket. 

Celah   antara   tabung dengan   propelan   diisi dengan material liner yang sekaligus berfungsi untuk mengikat propelan secara   permanen. Metode     yang    dilakukan   LAPAN      ini  banyak   menimbulkan      masalah   terutama untuk motor roket yang berukuran besar . Seperti bahaya saat memotorng   propelan, resiko cacat sambungan propelan, kurang presisi dan waktu pengerjaan   yang   lama.

Oleh   karena   itu   LAPAN perlu   menguasai metode  case   bonded  pada   proses   pembuatan propelan. 

Propelan yang dicetak   dengan cara ini akan mempunyai      panjang terbatas karena sulit untuk mencabut mandrel. Untuk membuat motor roket yang berdiameter besar dan panjang secara case bonded maka harus dibuat    menggunakan motor    roket  segmented.

Fokus   dari   kegiatan   adalah melakukan penelitian untuk pembuatan propelan padat berdiameter 550 mm , agar    dapat    diperolah   propelan    yang    bebas    cacat   seperti   porous    dan   retak.   

Selanjutnya akan dibuat prototipe unit segmented rocket motor yang menggunakan   propelan   D550   yang   dibuat   secara  case   bonded. 


Kegiatan   dibagi   ke   dalam   beberapa   tahap   yaitu:   perancangan   prototipe   unit  motor  roket  segmented,       pembuatan      peralatan    casting   propelan,    proses  pembuatan  propelan   dan   uji   properties   serta   pembuatan   prototipe   unit   segmented   rocket   motor.

Hasilnya, telah   diperoleh   rancangan   unit segmented   rocket   motor   diameter   550 mm,   insulasi   termal   yang  telah   dipasang pada   tabung   motor   roket, peralatan casting propelan, serta hasil uji properties propelan. 

Dengan diperolehnya metode pembuatan propelan D 550 case bonded untuk  membuat unit  motor   roket  segmented, maka   akan dapat   diwujudkan   pembuatan   motor   roket RX   550   yang    dibuat   secara   case bonded.    Namun      demikian    perlu  terlebih dahulu harus dikuasai teknik penyambungan motor roket pada motor roket   segmented.


Sumber : ARC