Jakarta – Serangan melalui dunia maya tanpa harus menghadirkan kekuatan militer secara fisik di negara lawan, telah menjadi trend baru dalam perang modern di abad-21. Karenanya, Indonesia perlu mempersiapkan kekuatan cyber army atau prajurit cyber yang terdiri dari individu-individu terampil serta ahli dalam cyber warfare, yang dituangkan dalam konsep Pembangunan National Cyber Defense, sebagai garda terdepan dalam menjawab tantangan perang informasi.
Demikian diungkapkan Menteri Pertahanan
(Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro pada sambutan sekaligus membuka secara
resmi Sarasehan National Cyber Defense, di Kementerian Pertahanan
(Kemhan) RI, Jakarta, Selasa (2/10).
Dengan terbentuknya National Cyber
Defense, kata Menhan melanjutkan sambutannya, pembangunan kapasitas
nasional dalam rangka meningkatkan ketahanan nasional terhadap berbagai
ancaman dari dunia cyber akan dapat lebih ditingkatkan. Namun di sisi
lain, pembangunan infrastruktur perlu juga segera direalisasikan secara
terintegrasi, khususnya pembangunan di lingkungan Kemhan RI dan TNI.
Hal itu juga diharapkan sebagai modal
dasar dalam rangka penyiapan konsep dan pembangunan awal atau Back Bound
Cyber Defense yang komprehensif, mengingat sejauh ini pembangunan
konsep Cyber Defense masih bersifat sektoral atau belum menyeluruh
sebagai satu kesatuan National Cyber Defense.
Senada dengan pernyataan Menhan, Rektor
Universitas Pertahanan (Unhan) Dr. Syarifudin Tippe, M.Si menyampaikan
dalam laporan kesiapan pelaksanaan kegiatan, bahwa penyelenggaraaan
acara Sarasehan National Cyber Defense merupakan refleksi kekuatiran
pada tataran operasional akan ancaman dunia cyber. Sehingga, kondisi
tersebut merupakan satu konteks kekinian yang tidak harus dianggap
sebagai persoalan biasa, karena dalam era informasi segala perubahan
terjadi secepat kedipan mata.
Sarasehan yang berlangsung sehari dan
diikuti peserta dari Kemhan, Mabes TNI, Angkatan serta instansi lain
yang terkait, mengambil tema Implementasi Sistem Informasi Pertahanan
Negara (Sisinfohanneg) Menuju Perwujudan National Cyber Defense. Dengan
menghadirkan sejumlah nara sumber dari kalangan praktisi maupun
akademisi, antara lain dari Kemenkopolhukam yang mengetengahkan materi
tentang Organisasi Cyber Nasional, kemudian BPPT tentang Konsep Grand
Design Sisinfohanneg, Kominfo tentang Standar ISO mengenai TIK yang
Berlaku Saat Ini serta dari Puster AD yang menyampaikan topik mengenai
Kebutuhan Minimal Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Cyber Defense.
Sumber: dikutip Garuda Meliter