INDONESIA KU

Alat Utama Sistem Senjata semua mantra Tentara Nasional Indonesia Menuju MEF (minimum essential forces)

Senin, 08 Oktober 2012

12 Penerbang Mengikuti Pendidikan Konversi Super Tucano

Menhan, Purnomo Yusgiantoro berada di depan pesawat Super Tucano seusai menyerahkan pesawat itu di Skadron 21, Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang, Jatimr, Senin (17/9). Pesawat Super Tucano tersebut dipesan TNI AU dari pabriknya di Brazil, dan pesawat selanjutnya akan dikirim secara bertahap untuk melengkapi kebutuhan skadron udara dengan jumlah 16 pesawat. FOTO ANTARA/Ari Bowo Sucipto/Koz/Spt/12)

9 Oktober 2012, Malang: Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh Malang Marsekal Pertama (Marsma) TNI Gutomo kemarin melantik 12 penerbang peserta pendidikan konversi. Mereka disiapkan menjadi penerbang khusus pesawat tempur Super Tucano.

Menurut Gutomo, pesawat super tucano merupakan tanggung jawab bersama di Lanud Abdulrachman Saleh baik dari sisi perawatan maupun operasional. Jadi, dibutuhkan tenaga terampil, terlatih, dan bertanggung jawab untuk mengelolanya. “Empat unit pesawat yang sudah ada. Ini tentunya bisa dimaksimalkan untuk latihan bersama,”ujarnya.

Dia berharap, pendidikan konversi pendidikan ini mampu membangun sumber daya manusia yang andal di lingkungan Skadron Udara 21. Sebab para penerbang ini adalah kekuatan TNI AU di masa mendatang, demi menjaga keutuhan NKRI.

Tes Urine

Sementara itu, kemarin ratusan penerbang di Lanud AbdulrachmanSalehMalangmenjalani tes urine. Tes digelar mendadak seusai apel pagi. Menurut Kepala Rumah Sakit Lanud Abdulrachman Saleh Letkol Kes Muklis, tes ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan terjadinya penyalahgunaan narkoba di korps penerbang.

Dia mengatakan, tes semacam ini sebenarnya sudah rutin digelar, khususnya bagi penerbang yang akan bertugas.“Narkoba sangat berbahaya. Sudah ditemukan penerbang sipil yang mengkonsumsinya. Karena itu kam harus melakukan antisipasi,”tegasnya.

Hasil tes ini akan diketahui dalam 6-8 hari ke depan.Saat ini seluruh urine penerbang yang dikumpulkan masih diuji di laboratorium rumah sakit Lanud Abdulrachman Saleh. Penerbang yang diketahui posisitif mengonsumsi narkoba akan disanksi sesuai peraturan.

Sumber: SINDO

TNI AL : Selat Malaka Semakin Kondusif



JAKARTA-(IDB) : Situasi keamanan pelayaran di perairan Selat Malaka diklaim terus meningkat seiring dengan menurunnya angka kejahatan di jalur pelayaran paling padat di dunia itu.

Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Batam Kolonel Laut (P) Nurhidayat menuturkan, terkait pengamanan Selat Malaka ini, sekarang belum perlu ada penempatan Kapal Perang (KRI) di perairan Kepulauan Riau. Pasalnya, keamanan perairan Selat Malaka semakin kondusif.

"Penggunaan KRI bila tingkat kerawanannya terus meningkat. Ini pun harus dilaporkan terlebih dahulu kepada gugus tempur laut (Guspurla), sebelum pengerahan kapal perang," katanya saat menerima kunjungan Puskom Publik Kemhan dan wartawan di Batam, Selasa (9/10/2012).

Meski demikian, dia juga mengakui beberapa kendala yang kerap dihadapinya dalam pengamanan Selat Malaka, seperti terbatasnya personel di Lanal Batam yang hanya berjumlah 143 orang.

Selain itu, Lanal Batam juga hanya memiliki 12 unit kapal yang digunakan untuk patroli. Karenanya, pihaknya mengajukan penambahan enam armada kapal laut untuk memaksimalkan penjagaan keamanan di wilayah itu.

Beruntung, Lanal Batam memiliki 12 unit radar sistem pengawasan maritim yang terpasang di sepanjang wilayah Sabang hingga Batam. Teknologi dari radar tersebut menurut Nurhidayat, sangat membantu dalam pengamanan wilayah tersebut. 
Sumber : Sindo

Indonesia Menerima Kendaraan Lapis Baja dari Jerman, Transports dari Spanyol


Pengadaan 44 Leopard Tank II sudah dalam pengemasan pengiriman dari asal pembuatnya Jerman, dan ini akan menjadi kekuatan utama oleh TNI AD untuk menangkal semua ancaman baik dari dalam maupun dari luar dan ini akan dimiliki oleh Marder infanteri lapis baja kendaraan tempur TNI AD, diperkirakan akan tiba di Indonesia pada bulan November 2012, yang akan bergabung sebagai alutsista utama bagi Tentara Nasional Indonesia (TNI), ini adalah upaya untuk membangun 'Angkatan Esensial Minimum' (MEF) . Dari kontrak pengadaan lapis baja ini yang terdiri dari 103 tank, 50 kendaraan dan 10 AIFV sebagai dukungan tank, yang kesemuanya  diperoleh di Jerman. peralatan tempur ini merupakan teknolgi tercanggih untuk saat ini dan cukup untuk membangun ukuran kekuatan brigade mekanik, terdiri dari dua batalyon mekanik lapis baja.

Dari kondisi sebelumnya telah usaha dan datang pula Alutsista utama TNI AD pada beberapa bulan terakhir dengan pembentukan dua batalyon dari sistem peluncuran roket ASTOR yang diperoleh di Brasil, dua self-propelled batalyon artileri dilengkapi dengan 155mm diri CAESAR mendorong kekuatan dan pertahanan batalion udara yang dilengkapi dengan rudal Mistral.

Demikian pula dengan pengiriman pertama CN-295 dari Spanyol, Angkatan Udara Indonesia mengharapkan dengan pengiriman dua pesawat tambahan dari pesawat produsen PT Dirgantara Indonesia (PTDI). CN-295 akan menggantikan Fokker-27, yang saat ini digunakan untuk transportasi udara dan dukungan penerjun. Angkatan Udara berencana untuk mengoperasikan CN295 untuk tujuan militer, transportasi logistik dan misi kemanusiaan di seluruh nusantara.

Dua pesawat CN295 adalah bagian dari pesawat sembilan kontrak pengadaan yang dilakukan oleh Departemen Pertahanan. Airbus Military di Spanyol menghasilkan dua pesawat yang disampaikan di bawah perjanjian produksi bersama dengan PTDI. Menurut perjanjian yang ditandatangani sebelumnya pada tahun 2012 Airbus telah diinvestasikan dalam peningkatan infrastruktur di PTDI, untuk mempersiapkan fasilitas untuk mengambil bagian pembuatan dalam pengadaan pesawat tersebut, dan juga diharapkan untuk menjadi perwakilan produsen untuk pasar domestik dan internasional.
 
@. Misbah